Profil Desa Kemirirejo

Ketahui informasi secara rinci Desa Kemirirejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kemirirejo

Tentang Kami

  • Teladan Toleransi Nasional

    Kemirirejo secara resmi dicanangkan sebagai "Kelurahan Sadar Kerukunan," menjadi rumah bagi 11 masjid, 6 gereja, dan 1 klenteng yang hidup berdampingan secara harmonis

  • Inovasi Berbasis Lingkungan

    Menjuarai pengelolaan sampah tingkat kota melalui program budidaya maggot, menunjukkan komitmen kuat terhadap ekonomi sirkular dan kebersihan lingkungan

  • Komunitas Inklusif

    Sebagai lokasi percontohan "Kampung Santun Lansia" yang memastikan kesejahteraan dan partisipasi aktif warga senior dalam kehidupan bermasyarakat

Pasang Disini

Terletak di pusat Kota Magelang, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah, tampil sebagai etalase dinamis yang memadukan kehidupan urban dengan nilai-nilai komunal yang kuat. Lebih dari sekadar sebuah wilayah administratif, Kemirirejo merupakan bukti nyata bahwa kerukunan, inovasi lingkungan dan kepedulian sosial dapat tumbuh subur di tengah kota. Dengan berbagai predikat dan program unggulan yang diakui, kelurahan ini menjelma menjadi model percontohan bagi pengembangan komunitas perkotaan yang tangguh dan inklusif.

Belum lama ini, tepatnya pada Juni 2025, Kemirirejo mendapatkan pengakuan signifikan saat dicanangkan sebagai "Kelurahan Sadar Kerukunan" oleh Pemerintah Kota Magelang bekerja sama dengan Kementerian Agama. Pengakuan ini bukan tanpa alasan; wilayah ini telah lama menjadi kancah peleburan berbagai umat beragama yang hidup rukun dan saling mendukung. Inisiatif ini, ditambah dengan program inovatif seperti pengelolaan sampah organik melalui budidaya maggot yang berhasil meraih juara tingkat kota, mengukuhkan posisi Kemirirejo sebagai wilayah yang progresif dan berdaya.

Lokasi Strategis dan Kondisi Geografis

Secara administratif, Kelurahan Kemirirejo tercatat dengan Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan 33.71.03.1001. Wilayah ini menempati lahan seluas 0,88 kilometer persegi atau sekitar 88 hektare. Letaknya yang strategis menjadikannya sebagai salah satu simpul penting dalam denyut kehidupan Kota Magelang.

Berdasarkan data pemerintah daerah, batas-batas wilayah Kelurahan Kemirirejo ialah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Magelang

  • Sebelah Timur: Berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Magelang

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kelurahan Magelang, Kelurahan Gelangan, dan Kelurahan Rejowinangun Utara

  • Sebelah Barat: Berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Magelang

Posisi ini menunjukkan bahwa Kemirirejo berfungsi sebagai salah satu gerbang Kota Magelang, yang menghubungkan pusat kota dengan wilayah kabupaten di sekitarnya. Kedekatan ini memberikan keuntungan aksesibilitas sekaligus tantangan dalam hal pengelolaan tata ruang dan sosial kemasyarakatan di wilayah perbatasan urban.

Dinamika Kependudukan dan Struktur Sosial

Data kependudukan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Magelang mencatat jumlah penduduk di Kelurahan Kemirirejo sebanyak 5.313 jiwa. Dengan luas wilayah 0,88 km², maka kepadatan penduduk di kelurahan ini mencapai sekitar 6.037 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, mencerminkan karakter Kemirirejo sebagai pemukiman urban yang padat.

Struktur sosial masyarakatnya sangat heterogen, baik dari sisi latar belakang suku, profesi, maupun agama. Mayoritas penduduknya bekerja di sektor jasa, perdagangan, aparatur sipil negara (ASN), dan karyawan swasta, sesuai dengan ciri khas perekonomian kota. Keberagaman inilah yang menjadi fondasi utama bagi terciptanya dinamika sosial yang kaya dan penuh warna, yang pada akhirnya melahirkan berbagai inisiatif komunal yang positif.

Tonggak Kerukunan Umat Beragama

Puncak dari harmoni sosial di Kemirirejo terwujud dalam pencanangan wilayah ini sebagai "Kelurahan Sadar Kerukunan" pada 12 Juni 2025. Acara yang dihadiri oleh Wali Kota Magelang, Damar Prasetyono, serta perwakilan dari Kementerian Agama RI, Hery Susanto, menjadi penegasan resmi atas praktik toleransi yang telah berjalan puluhan tahun.

Dalam sambutannya, Wali Kota Damar Prasetyono menyatakan bahwa Kemirirejo dipilih karena memiliki potret kerukunan yang otentik. "Di sini, kerukunan dimulai dari tingkat akar rumput, dari tetangga yang saling menghormati dan membantu. Halal bihalal bukan hanya milik kaum Muslim, dan saat Idul Adha, semua warga ikut berpartisipasi," ujarnya. Fakta bahwa di wilayah ini berdiri 11 masjid, 6 gereja, 1 Klenteng Liong Hok Bio, dan 1 Gereja Kristen Jawa (GKJ) yang seluruhnya aktif dan hidup berdampingan menjadi bukti konkret dari predikat tersebut.

Salah satu inovasi sosial yang mengemuka ialah program "Satu Gelas Beras Untuk Cinta." Gerakan ini merupakan aksi berbagi yang diinisiasi warga untuk membantu sesama tanpa memandang latar belakang agama, suku, maupun status sosial. Inisiatif seperti ini menegaskan bahwa kerukunan di Kemirirejo tidak hanya sebatas seremonial, tetapi terwujud dalam aksi nyata sehari-hari.

Inovasi Lingkungan dan Ekonomi Kreatif

Di tengah tantangan pengelolaan sampah perkotaan, Kelurahan Kemirirejo justru berhasil mengubah masalah menjadi peluang. Melalui program pengelolaan sampah terpadu, kelurahan ini sukses menjadi juara pertama dalam lomba kebersihan dan pengelolaan sampah tingkat Kota Magelang. Kunci keberhasilannya terletak pada inovasi budidaya maggot (Black Soldier Fly/BSF) untuk mengurai sampah organik.

Lurah Kemirirejo periode 2023, Retno Andriani, menjelaskan bahwa inisiatif ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi juga menciptakan nilai ekonomi baru. Maggot yang dihasilkan menjadi pakan ternak bernutrisi tinggi, sementara residu dari proses penguraian diolah menjadi pupuk kompos berkualitas. "Kami berharap masyarakat semakin antusias memilah sampah dari rumah. Sampah non-organik didaur ulang, sementara sampah organik diolah menjadi sesuatu yang produktif," ungkapnya kepada media.

Keberhasilan ini menunjukkan adanya kesadaran lingkungan yang tinggi serta kemampuan adaptasi masyarakat dalam menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Meskipun data spesifik mengenai jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih dalam pendataan, inisiatif seperti budidaya maggot dan daur ulang sampah telah menjadi embrio bagi berkembangnya ekonomi kreatif berbasis lingkungan di Kemirirejo.

Membangun Komunitas Inklusif: Dari Lansia hingga Pemuda

Komitmen Kemirirejo dalam membangun komunitas yang peduli tidak berhenti pada kerukunan dan lingkungan. Pada Agustus 2024, RW 04 di kelurahan ini dicanangkan sebagai "Kampung Santun Lansia." Program yang diresmikan oleh Wakil Wali Kota Magelang, K.H. M. Mansyur, ini merupakan upaya menciptakan lingkungan yang ramah bagi warga lanjut usia.

Tujuannya ialah memastikan para lansia dapat menjalani masa tuanya dengan nyaman, mandiri, dan tetap produktif serta mendapatkan dukungan penuh dari komunitas di sekitarnya. Pencanangan ini meliputi penyesuaian infrastruktur lingkungan yang ramah lansia, program kesehatan rutin, serta kegiatan sosial yang melibatkan partisipasi aktif mereka. "Ini adalah upaya kita bersama untuk menciptakan lingkungan di mana para lansia merasa dihargai dan tetap berdaya," kata Kyai Mansyur saat peresmian. Inisiatif ini menjadikan Kemirirejo sebagai salah satu pionir dalam menciptakan kota yang inklusif bagi semua kelompok usia.

Jejak Sejarah dan Pemerintahan

Nama "Kemirirejo" sendiri menyimpan jejak sejarah yang menarik. Seperti banyak nama tempat lain di Magelang (misalnya Kebonpolo, Jambon, Pucangsari), nama ini diduga kuat berasal dari kondisi wilayah tersebut di masa lampau. "Kemiri" merujuk pada pohon kemiri (candlenut), sementara "Rejo" berarti makmur atau ramai. Gabungan kata ini mengisyaratkan bahwa daerah ini dahulunya merupakan kawasan perkebunan kemiri yang subur dan sejahtera.

Jejak historis ini memberikan konteks bahwa Kemirirejo telah menjadi kawasan yang produktif sejak lama. Kini, di bawah naungan pemerintahan kelurahan yang aktif, warisan produktivitas itu diterjemahkan dalam bentuk inovasi sosial dan lingkungan. Aparatur kelurahan, bekerja sama dengan lembaga kemasyarakatan seperti RT, RW, PKK, dan Karang Taruna, secara konsisten mendorong partisipasi warga dalam setiap program pembangunan.

Sebagai penutup, Kelurahan Kemirirejo bukan hanya sekadar nama dalam peta administrasi Kota Magelang. Ia adalah sebuah organisme sosial yang hidup, bernapas, dan terus berkembang. Dengan pilar kerukunan yang kokoh, inovasi lingkungan yang berkelanjutan, dan kepedulian sosial yang inklusif, Kemirirejo menawarkan sebuah cetak biru tentang bagaimana sebuah komunitas urban dapat menjawab tantangan zaman, seraya tetap memegang teguh kearifan lokal. Kelurahan ini membuktikan diri sebagai jantung kota yang berdetak dalam irama harmoni dan kemajuan.